Monday, October 13, 2008

Mohon Maaf Lahir Batin

Sedih.

Kecewa.

Kenapa harus saling menyakiti.

Sering apa yang kita lakukan dianggap menyakiti orang lain. Dan seringkali pula kita tersakiti oleh orang lain. Berbeda pandangan adalah biasa. Karena beda pandangan itulah seringkali orang dianggap telah menyakiti orang lain. Menentukannya jadi tidak pasti. Ruwet.

"Kenapa sih dia mikir begitu, kan gw cuma begini? Maksud gw begitu!"
"Lagian dianya aja yang sensi. Cuman begitu doang juga!"

Melihat mana yang benar jadi tambah bikin pusing.

Hemat saya sih... pake aja kacamata Islam. Nggak usah repot2. Siapakah yang telah mencederai hak saudaranya? Jika kita dimaki2 oleh teman di depan umum, tentu hak kita diambil. Jika privasi kita dilanggar oleh orang lain dan privasi itu disodorkan ke muka umum oleh teman kita? Hmm... siapa ya yang melanggar? Kalau rumah kita dimasuki seseorang, kemudian orang itu ngambil, disebut apakah orang itu? Hayooo jawab.... pertanyaan mudah tuh.

Lepas dari itu, segala hal yang terjadi pada hubungan kita dengan orang lain sudah pasti mendapatkan kontribusi dari kita sendiri. Namanya juga hubungan, pasti ada 2 orang. Mungkin dengan tidak sengaja --karena berbeda persepsi itu-- ada pernyataan, sikap, dll yang memperburuk kondisi hubungan itu, meski yang kita lakukan itu tidak ada pretensi atau niat buruk apa pun.

Ada baiknya kita introspeksi. Memandang ke depan. Tidak mencari siapa yang salah, tapi mencari solusi. Saling menutup luka saudara kita adalah yang terbaik. Karena dan untuk Allah lah hati , jiwa, sikap, dan tingkah laku kita, maka tidak seharusnyalah ada penyakit di dalamnya.

Jika ada yang pernah terluka, mohon maaf lahir batin.

1 comments:

semuacinta said...

mohon maap lahir batin...

btw, orang yg masuk rumah tanpa izin itu biasanya MALING, loooooh!

ati2 ye....