Friday, October 17, 2008

Kukira Kulihat Pelangi


Sahabat adalah pelangi. Kadang ia penuh menjulur dari ujung barat dan ujung timur. Indah. Pernah aku hanya melihatnya salah satu ujungnya saja. Satunya terpotong genteng tanah liat kumuh yang mengampar. Tapi ia tetap indah dan menyusupi jiwa. Yang penting, ia sejatinya pelangi.

Nah... kemarin aku menyangka telah melihat pelangi. Aku dekati, aku baui, aku sentuh, ternyata bukan. Sepertinya tadi kulihat ujung warna-warninya di balik kaca.

Aku kira aku melihat pelangi.

Baru kali ini harapanku menemukan pelangi tak terpenuhi.

Ternyata dua kali aku menyangka aku melihat pelangi.

Dua kali.

Eh.. ilusi!

Hoooy... hoyyy.. banguuuuuunnn!!! Byuuuuuur!! Keciprakkkk!! Mpok Eneng nyiram seember air ledeng. Untung bukan air got. Hari giniiiiiiii liat pelangi??? Di tengah kota yang mengusir udara? Mimpi kali, lo!

Mimpi ya??? *Garuk.. garuk...*

Melongo.

Ah... biarin... mimpi itu kunci kan? Iya kan Bang Andrea?

Monday, October 13, 2008

Mohon Maaf Lahir Batin

Sedih.

Kecewa.

Kenapa harus saling menyakiti.

Sering apa yang kita lakukan dianggap menyakiti orang lain. Dan seringkali pula kita tersakiti oleh orang lain. Berbeda pandangan adalah biasa. Karena beda pandangan itulah seringkali orang dianggap telah menyakiti orang lain. Menentukannya jadi tidak pasti. Ruwet.

"Kenapa sih dia mikir begitu, kan gw cuma begini? Maksud gw begitu!"
"Lagian dianya aja yang sensi. Cuman begitu doang juga!"

Melihat mana yang benar jadi tambah bikin pusing.

Hemat saya sih... pake aja kacamata Islam. Nggak usah repot2. Siapakah yang telah mencederai hak saudaranya? Jika kita dimaki2 oleh teman di depan umum, tentu hak kita diambil. Jika privasi kita dilanggar oleh orang lain dan privasi itu disodorkan ke muka umum oleh teman kita? Hmm... siapa ya yang melanggar? Kalau rumah kita dimasuki seseorang, kemudian orang itu ngambil, disebut apakah orang itu? Hayooo jawab.... pertanyaan mudah tuh.

Lepas dari itu, segala hal yang terjadi pada hubungan kita dengan orang lain sudah pasti mendapatkan kontribusi dari kita sendiri. Namanya juga hubungan, pasti ada 2 orang. Mungkin dengan tidak sengaja --karena berbeda persepsi itu-- ada pernyataan, sikap, dll yang memperburuk kondisi hubungan itu, meski yang kita lakukan itu tidak ada pretensi atau niat buruk apa pun.

Ada baiknya kita introspeksi. Memandang ke depan. Tidak mencari siapa yang salah, tapi mencari solusi. Saling menutup luka saudara kita adalah yang terbaik. Karena dan untuk Allah lah hati , jiwa, sikap, dan tingkah laku kita, maka tidak seharusnyalah ada penyakit di dalamnya.

Jika ada yang pernah terluka, mohon maaf lahir batin.